
Kurang lebih sekitar 20 tahun implementasi Otonomi Khusus (Otsus) di Papua dan Papua Barat sudah banyak memberikan perubahan signifikan, baik dari segi pembangunan Sumber Daya Manusia dibidang pendidikan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur dan ekonomi kerakyatan. Seperti dalam bidang pendidikan, ada ribuan anak-anak kita (asli Papua) dikirim sekolah keluar negeri, baik dikirim ke Australia, Selandia Baru, Jerman, Belanda dan Amerika. Kemudian dikirim Afrika, Cina, hingga ke Jepang.
Alex Waprak, salah satu Simpatisan KSP di Kab. Teluk Wondama mengakui selama ini banyak keberhasilan yang dicapai dengan adanya Otsus di Papua, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan. “Kita sadari terkait penggunaan dana Otsus sudah ada keberhasilan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lainnya yang menggunakan dana Otsus” ungkap Alex.
Alex juga mengakatakan bahwa kurangnya pengawasan penggunaan dana Otsus menyebabkan adanya celah bagi oknum-oknum pejabat nakal yang menyalahgunakan dana Otsus sehingga tidak dapat dirasakan menyeluruh oleh rakyat Papua. “Pemerintah perlu melakukan audit dan pengawasan secara berkala dalam pengelolaan dan penggunaan dana Otsus agar dapat terlaksana dengan baik” pinta Alex.
Selain itu Alex juga meminta baik Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait keberhasilan dan hal-hal yang belum dicapai dalam implementasi Otsus agar masyarakat dapat lebih mengetahui dan paham tentang hasil penerapan Otsus selama ini.
Alex pun meminta pemerintah untuk memperhatikan lembaga masyarakat adat sebagai representasi masyarakat adat dalam hal kesejahteraannya dalam menjalankan tugas-tugas adat di masyarakat dalam mendukung program kerja pembangunan di daerah. “Pemerintah harus perhatikan kesejahteraan lembaga masyarkat adat yang merupakan representasi masyarakat Papua, contohnya bisa berupa tunjangan dalam tugasnya membantu mendukung program kerja pembangunan di daerah”, tutup Alex.