
Hendrik Yance Udam (HYU), Ketua Dewan Pimpinan Nasional-Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN-Gercin) menyikapi adanya perbedaan pendapat terkait dilanjutkan atau dihentikannya otonomi khusus (otsus).
Menurutnya, masyarakat dari gunung sampai pesisir mendukung otsus dilanjutkan. Perbedaan pendapat dinilai wajar-wajar saja dan terjadi di seluruh negara demokrasi yang ada di dunia.
Selain itu, adanya penolakan otsus oleh segelintir kecil kelompok yang ada di Tanah Papua dinilai belum tepat karena otsus dinilai telah berhasil mencetak putra putri Papua untuk menjadi pemimpin.
“Salah satu contoh kongkrit otsus telah berhasil mencetak putra putri Papua yaitu di Provinsi Papua ada Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab, Pangdam XVII/Cendrawasih dan Kapolda Paulus Waterpauw. Begitu juga di Papua Barat, Pangdam XVIII/Kasuari adalah Mayjen TNI Ali Hamdan Bogra dan Mathius D Fakhiri sebagi Kapolda Papua Barat”, ujar Hendrik.
Contoh kongkrit tersebut menurutnya menunjukan bahwa Indonesia telah sukses dalam menjalankan otsus di Tanah Papua.
Ia pun meminta kepada elit-elit politik yang ada di Tanah Papua untuk mendukung seluruh kebijakan pemerintah yang ada di Tanah Papua.
“Otsus adalah solusi strategis dalam menyelesaikan persoalan Papua dalam bingkai NKRI”, tambahnya.
Ia mengatakan, persoalan Papua dalam NKRI secara politik sudah selesai pada Pepera 1969 sehingga anak-anak Papua diharapkan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.
“Gunakan waktu kita dengan baik, karena generasi baru akan terus lahir, elit-elit politik Papua stop membuat opini-opini yang sesat karena Papua adalah bagian dari Indonesia dan Indonesia adalah bagian dari Papua”, tutupnya.